AKSI SOSIAL, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat meresmikan SDN 1
dan 2 Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.
Program corporate social
responsibility(CSR) tvone mengandung semangat,bahwa setiap elemen bangsa
memiliki tanggung jawab sama dalam memajukan pendidikan.Program ini
bertajuk Satu untuk Negeri.
MESKI tergolong stasiun televisi muda usia, komitmen tvone terhadap dunia pendidikan begitu besar. Corporate Communications tvone Dian Puspita Sari mengatakan, program Satu untuk Negeri sebenarnya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Program ini bermula dari peristiwa robohnya tanggul Situ Gintung. ”Dari peristiwa itu timbul niat kami tidak hanya untuk melaporkan peristiwa bencana, tapi juga turut memberikan bantuan,” ujarnya.
Langkah berikutnya membuka rekening bantuan dengan nama Satu untuk Negeri. Dana yang terkumpul dari pembukaan rekening mencapai Rp1,3 miliar. ”Kami tidak menyangka masyarakat yang turut menyumbang melalui rekening yang kami buka begitu besar.Tentu itu menjadi tanggung jawab bagi kami menyalurkannya,” papar Dian. Situ Gintung lantas menjadi titik awal kegiatan CSR yang dilakukan media televisi yang baru akan berulang tahun ketiga pada Februari tahun depan itu.
Selepas Situ Gintung,kegiatan Satu untuk Negeri tidak hanya fokus membantu korban bencana, tapi sekaligus memperbaiki fasilitas masyarakat, termasuk sarana pendidikan yang kerap rusak. Program Satu untuk Negeri telah banyak melakukan aksi sosial, terutama di bidang pendidikan. Membangun dan memperbaiki kembali beberapa sekolah yang runtuh oleh gempa di wilayah Jawa Barat,misalnya.
Program Satu untuk Negeri memperbaiki SDN 5 Bojong,Kampung Cikangkung, Desa Bojong, Kecamatan Pameungpeuk, Garut Jawa Barat. Lalu SDN 2 Cikelet, Garut ; Madrasah Al-Inayah di Desa Sukamana,Kecamatan Pengalengan (diresmikan 27 Agustus 2010); SDN 1 dan 2 Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis (diresmikan 19 Juli 2010) serta SDN 2 Purwadadi,Desa Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis (diresmikan 23 September 2010).
Apa yang telah dan sedang dikerjakan melalui program Satu untuk Negeri dengan memperbaiki kembali sekolah-sekolah rusak mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. ”Kami berterima kasih kepada tvonekarena sudah ikut membantu memperbaiki sekolah kami. Sekolah kami kembali berdiri dan memiliki fasilitas memadai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,” kata Kepala SDN 2 Purwadadi, Lisdani.
Dari Jawa Barat program ini dilanjutkan ke Sumatera Barat setelah gempa bumi meruntuhkan Ranah Minang pada 29 September 2009. Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter tersebut tak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga memorak-porandakan bangunan, termasuk sejumlah sekolah. ”Karena komitmen kami dalam menjalankan program ini sudah bulat, kami pun berupaya memberikan bantuan di Sumatera Barat,”tutur Dian.
Di Sumatera Barat, program Satu untuk Negeri turut membangun dan memperbaiki kembali sekolah yang rusak. MTS Sikilang, Pasaman Barat (diresmikan Oktober 2010); SDN 02 Malalak, Kabupaten Agam; SDN 17 Pandan, Nagari Tanjungsani, Maninjau, Kabupaten Agam (diresmikan 29 Juli 2010); SDN 01 Koto Timur, Kecamatan Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman serta,SDN 20 Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kabupaten Padang Pariaman (diresmikan 28 Juli 2010).
Kepala Sekolah SDN 20 Kurao Pagang Ferda berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan tvone. Baginya, pembangunan dan perbaikan kembali sekolahan tempatnya mengabdikan diri seperti ”berkah di balik bencana”. ”Ya karena sekolah kami jadi lebih baik dari sisi fasilitas dan bangunan justru setelah terkena bencana,” ungkapnya. Selain membangun dan memperbaiki kembali sekolah yang rusak, Satu untuk Negeri juga memberikan bantuan pendidikan lainnya.
Bantuan berupa peralatan sekolah beberapa sekolah dasar di Padang, bantuan meja dan kursi belajar di SDN 17 Pandan,Kabupaten Agam, bantuan komputer SD Kurao Pagang,Padang, dan bantuan beasiswa senilai Rp500 juta kepada mahasiswa korban gempa Sumatera Barat. Dalam setiap melaksanakan pembangunan dan perbaikan sekolah yang rusak karena bencana, tvone berupaya bekerja sama dengan pihak yang memiliki kompetensi agar bangunan yang didirikan lebih kokoh, terutama dalam hal struktur bangunan.
”Seperti di Jawa Barat, kami bekerja sama dengan ITB untuk menangani konstruksi,”ujar Dian. Menurut Dian,komitmen tvone untuk turut memberikan kepedulian pada dunia pendidikan tidak hanya akan dilakukan saat bencana. Ke depan, Satu untuk Negeri merancang program-program CSR pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan karakter dan kapasitas anak didik. (sugeng wahyudi) (seputar-indonesia.com)
MESKI tergolong stasiun televisi muda usia, komitmen tvone terhadap dunia pendidikan begitu besar. Corporate Communications tvone Dian Puspita Sari mengatakan, program Satu untuk Negeri sebenarnya berawal dari sebuah ketidaksengajaan. Program ini bermula dari peristiwa robohnya tanggul Situ Gintung. ”Dari peristiwa itu timbul niat kami tidak hanya untuk melaporkan peristiwa bencana, tapi juga turut memberikan bantuan,” ujarnya.
Langkah berikutnya membuka rekening bantuan dengan nama Satu untuk Negeri. Dana yang terkumpul dari pembukaan rekening mencapai Rp1,3 miliar. ”Kami tidak menyangka masyarakat yang turut menyumbang melalui rekening yang kami buka begitu besar.Tentu itu menjadi tanggung jawab bagi kami menyalurkannya,” papar Dian. Situ Gintung lantas menjadi titik awal kegiatan CSR yang dilakukan media televisi yang baru akan berulang tahun ketiga pada Februari tahun depan itu.
Selepas Situ Gintung,kegiatan Satu untuk Negeri tidak hanya fokus membantu korban bencana, tapi sekaligus memperbaiki fasilitas masyarakat, termasuk sarana pendidikan yang kerap rusak. Program Satu untuk Negeri telah banyak melakukan aksi sosial, terutama di bidang pendidikan. Membangun dan memperbaiki kembali beberapa sekolah yang runtuh oleh gempa di wilayah Jawa Barat,misalnya.
Program Satu untuk Negeri memperbaiki SDN 5 Bojong,Kampung Cikangkung, Desa Bojong, Kecamatan Pameungpeuk, Garut Jawa Barat. Lalu SDN 2 Cikelet, Garut ; Madrasah Al-Inayah di Desa Sukamana,Kecamatan Pengalengan (diresmikan 27 Agustus 2010); SDN 1 dan 2 Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis (diresmikan 19 Juli 2010) serta SDN 2 Purwadadi,Desa Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis (diresmikan 23 September 2010).
Apa yang telah dan sedang dikerjakan melalui program Satu untuk Negeri dengan memperbaiki kembali sekolah-sekolah rusak mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. ”Kami berterima kasih kepada tvonekarena sudah ikut membantu memperbaiki sekolah kami. Sekolah kami kembali berdiri dan memiliki fasilitas memadai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,” kata Kepala SDN 2 Purwadadi, Lisdani.
Dari Jawa Barat program ini dilanjutkan ke Sumatera Barat setelah gempa bumi meruntuhkan Ranah Minang pada 29 September 2009. Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter tersebut tak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga memorak-porandakan bangunan, termasuk sejumlah sekolah. ”Karena komitmen kami dalam menjalankan program ini sudah bulat, kami pun berupaya memberikan bantuan di Sumatera Barat,”tutur Dian.
Di Sumatera Barat, program Satu untuk Negeri turut membangun dan memperbaiki kembali sekolah yang rusak. MTS Sikilang, Pasaman Barat (diresmikan Oktober 2010); SDN 02 Malalak, Kabupaten Agam; SDN 17 Pandan, Nagari Tanjungsani, Maninjau, Kabupaten Agam (diresmikan 29 Juli 2010); SDN 01 Koto Timur, Kecamatan Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman serta,SDN 20 Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kabupaten Padang Pariaman (diresmikan 28 Juli 2010).
Kepala Sekolah SDN 20 Kurao Pagang Ferda berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan tvone. Baginya, pembangunan dan perbaikan kembali sekolahan tempatnya mengabdikan diri seperti ”berkah di balik bencana”. ”Ya karena sekolah kami jadi lebih baik dari sisi fasilitas dan bangunan justru setelah terkena bencana,” ungkapnya. Selain membangun dan memperbaiki kembali sekolah yang rusak, Satu untuk Negeri juga memberikan bantuan pendidikan lainnya.
Bantuan berupa peralatan sekolah beberapa sekolah dasar di Padang, bantuan meja dan kursi belajar di SDN 17 Pandan,Kabupaten Agam, bantuan komputer SD Kurao Pagang,Padang, dan bantuan beasiswa senilai Rp500 juta kepada mahasiswa korban gempa Sumatera Barat. Dalam setiap melaksanakan pembangunan dan perbaikan sekolah yang rusak karena bencana, tvone berupaya bekerja sama dengan pihak yang memiliki kompetensi agar bangunan yang didirikan lebih kokoh, terutama dalam hal struktur bangunan.
”Seperti di Jawa Barat, kami bekerja sama dengan ITB untuk menangani konstruksi,”ujar Dian. Menurut Dian,komitmen tvone untuk turut memberikan kepedulian pada dunia pendidikan tidak hanya akan dilakukan saat bencana. Ke depan, Satu untuk Negeri merancang program-program CSR pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan karakter dan kapasitas anak didik. (sugeng wahyudi) (seputar-indonesia.com)
Komentar
Posting Komentar